Ketika aku dan Mala menjalani masa pacaran selama lebih
kurang 3 tahun, Pak Samuel pindah tugas ke Corp Polisi Militer di kota Tarakan.
Beliau bermaksud mengurus surat-surat pindah sekolah untuk kedua orang anaknya Mala
dan Edy agar ikut ke Tarakan, tetapi Mala memilih tetap tinggal di Tanjung Redeb
dan menjadi ibu dari anak-anakku.
Setelah melalui perjuangan berat,
sedikit demi sedikit usaha dan kerja keras kami membangun tempat ini menjadi
tempat tinggal yang nyaman akhirnya mulai jadi kenyataan. Sebagian besar apa
yang kami tanam di sini berhasil tumbuh, meski perlahan. Di dalam kolam di
samping rumah ada sekitar sepuluh ribu ekor ikan nila dan ikan patin yang sedang
dalam masa pertumbuhan dan hampir siap panen. Karena itu kami menamakan tempat
ini ”Pondok Nila.”
Telepon
seluler di kamarku berbunyi. Aku berdiri untuk mengambilnya, tapi hampir saja
aku terjatuh kembali di kursi. Tiba-tiba punggungku terasa sakit luar biasa,
seperti ditusuk dengan jarum. Aku berusaha sekuatnya tetap berdiri. Setelah
rasa sakit agak reda aku berjalan
perlahan menuju kamar tidur dan mengangkat telepon.
-
Selamat pagi
Wish, bagaimana keadaanmu? – dari seberang sana terdengar suara Mala.
-
Pagi, aku
baik-baik saja - Aku tidak mau memberitahukan bahwa sebenarnya keadaanku tidak
cukup baik.
-
Dari nada
suaramu sepertinya kamu kurang sehat. – kata Mala dengan curiga dari ujung
telepon. – Apa benar kamu baik-baik saja? –
-
Benar say,
aku sehat-sehat saja. Kalian di Banjarmasin bagaimana? - tanyaku.
-
Kami juga
baik. Tapi aku belum bisa kembali ke Pondok (maksudnya “Pondok Nila”) besok
pagi, karena urusan perpanjangan STNK di Kantor Samsat Banjarmasin belum
selesai. Mungkin baru selesai lusa, setelah itu baru aku pulang.
-
Ya, tidak
apa-apa, yang penting tolong suruh anak-anak mengurus STNK-nya sampai selesai.
– kataku.
Surat Tanda Nomor Kendaraan dan pembayaran pajak tahunan mobil
kami akan jatuh tempo pada tanggal 16 Juli. Kantor Samsat hanya bersedia
melayani permohonan perpanjangannya jika diajukan dalam waktu 2 atau 3 hari
sebelum tanggal jatuh tempo, namun jika terlambat diajukan oleh pemilik kendaraan maka kelambatan satu hari saja
dapat dikenakan denda atau penalty dengan nilai sama dengan kelambatan selama 1
bulan.
-
Aku sih
maunya cepat-cepat pulang. Kasihan kamu sendirian, pasti makan minumnya nggak teratur
karena sibuk ngurus ikan di kolam.
-
Jangan
kawatir, aku bisa mengatasinya sendiri. –
Aku tahu bahwa Mala sedang bingung. Ia ingin segera
pulang ke Pondok, tapi urusan di Banjarmasin belum selesai. Disamping itu ia
pasti menginginkan untuk tinggal lebih lama bersama cucunya Keysha, puteri
pertama anakku Aline yang baru berumur 4 bulan. Betapa cepatnya waktu berlalu. Rasanya
baru beberapa tahun saja aku dan Mala menikah, tahu-tahu sekarang kami sudah
mempunyai cucu. Kata orang, rasa kasih sayang terhadap cucu jauh lebih kuat
dibandingkan dengan terhadap anak-anak kita. Ungkapan itu memang tidak terlalu
berlebihan. Tetapi kasih sayang Mala terhadap diriku melebihi segala-galanya.
Itu aku tahu pasti, dan itulah yang paling aku sukai dari dia. Dikasihi orang
lebih baik daripada perak dan emas, demikian telah tertulis di dalam kitab tua.
-
Sudah dulu ya
Wish? Aku mau bersih-bersih rumah. – kata Mala dari ujung telepon.
-
Ya, titip
cium dari Opa untuk Keysha – kataku sambil menutup telepon dan meletakkannya
kembali di atas meja.
Aku berpikir sejenak tentang apa yang akan kukerjakan
pada hari ini. Okey, nomor satu adalah mandi. Ketika aku mengangkat kedua
tangan ke atas untuk membuka baju, sakit punggung terasa menyengat lagi. Bahkan
kali ini dengan intensitas yang lebih tinggi, menusuk tembus sampai ke bagian
bawah dada. Aku menatap ke dalam cermin di kamar mandi. Ternyata di sekitar punggung
dan sisi badan sebelah kiri ada gelembung-gelembung sebesar biji cabe rawit,
tumbuh secara berkelompok. Kucoba menekannya dengan ujung jari. Sakit, seperti
disulut dengan puntung rokok yang sedang menyala. Akupun langsung mengambil
keputusan: hal kedua yang aku lakukan hari ini adalah pergi ke rumah sakit umum
Tamiang Layang untuk mencari tahu penyakit apa yang sedang aku alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar