Dasar latak talun ! - kata Pang Beruk mulai ngomel lagi. Maksudnya (kurang-lebih) dasar sialan. Harta benda mereka sudah hampir ludes untuk batatamba[1] dan membayar balian, tapi ia belum juga kunjung sembuh. Meskipun demikian Indang Beruk dan anak-anaknya tidak putus asa. Mereka terus berusaha mencari balian yang lain lagi, walau harus pergi ke tempat-tempat yang lebih jauh. Berkat memang sabar, akhirnya mereka menemukan seorang balian bernama Nyai Indang Kempes. Tidak ada orang yang mengetahui dengan pasti apakah itu nama asli atau nama dibuat-buat, tapi bila melihat penampilan pisiknya, nama itu memang sesuai baginya. Umurnya sekitar tigapuluh lima tahun. Pipinya kempes, dadanya kempes, perutnya kempes, kaki tangan dan seluruh tubuhnya kurus kerempeng, hampir mirip dengan penderita gizi buruk, atau lebih tepat lagi kalau dikatakan bahwa ia termasuk kalangan elit atau ekonomi sulit. Penampilannya benar-benar tidak bonafid. Tapi bagi Indang Beruk, bonafid atau tidak, tetap perlu dicoba. Namanya juga usaha.
Singkat cerita, Indang Beruk meminta Nyai Indang Kempes melaksanakan upacara balian untuk mengobati suaminya. Seperti biasa, sebelum mulai balian Nyai Indang Kempes melakukan diagnose atau pemeriksaan pendahuluan terhadap pasiennya. Pang Beruk sudah tidak lagi terlalu mempermasalahkan orang bolak-balik membuka dan melihat benda keramatnya. Masya allah, benda itu sudah semakin besar saja. Sekarang sudah sebesar buah labu dan berwarna kuning kemerahan.
- Sakitnya sudah berapa hari? – tanya Nyai Indang Kempes.
- Sudah tujuh hari. – jawab Indang Beruk.
- Bagaimana asalmula kejadian penyakitnya? –
- Semula ada sesuatu yang menggigit atau menyengat biji kemaluan Pang Beruk. Kami tidak tahu entah binatang apa. Pada luka bekas gigitan itu kemudian timbul benjolan sebesar biji jambu mente. Dari ke hari benjolan itu semakin besar, disertai rasa sakit luar biasa. -
- Bagian mana yang terasa paling sakit? – kini Nyai Indang Kempes bertanya kepada Pang Beruk.
- Pada bagian yang mengalami pembengkakan sampai ke seluruh pinggang. Selain itu juga pada bagian belakang kepala. –
Nyai Indang Kempes merogoh ’kusak nyilip’ tempat peralatannya yang terbuat dari anyaman rotan. Indang Beruk mengira ia akan mengeluarkan botol minyak garu atau benda-benda keramat peralatan balian, tapi ternyata ia keliru. Nyai Indang Kempes mengeluarkan stetoskop dan tensimeter, langsung digunakan untuk memeriksa denyut nadi dan tekanan darah Pang Beruk. Balian macam apa pula yang satu ini? Pikir Indang Beruk dalam hati. Tapi ia diam saja sambil memperhatikan Nyai Indang Kempes memasang tensimeter pada lengan kanan Pang Beruk sebelah atas, dipencet-pencet dan diputar-putar, lalu terdengar bunyi udara keluar. Cesss.
- Sudah diberi obat apa saja? -
- Hanya reramuan tatamba made in kampoeng. -
Nyai Indang Kempes melanjutkan pemeriksaan dengan mengecek kelopak mata, bagian belakang telinga, bagian bawah dagu dan yang terakhir ia memeriksa lidah dan bagian dalam rongga mulut Pang Beruk. Setelah selesai pemeriksaan ia terdiam beberapa saat, seolah sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat.
- Sebenarnya penyakit apa yang dialami Pang Beruk? - Indang Beruk bertanya dengan hati-hati. Sebelum menjawab pertanyaan itu Nyai Indang Kempes memberi kode dengan gerakan tangannya supaya mereka pindah ke tempat yang agak jauh sehingga pembicaraan mereka tidak dapat didengar langsung oleh Pang Beruk.
- Pang Beruk kemungkinan besar mengalami sakit pembengkakan kelenjar getah bening. Hal ini berawal dari radang akibat adanya infeksi bakteri atau parasit pada luka bekas gigitan tadi, sehingga sel-sel limfosit di dalam tubuhnya mengalami pembesaran karena menumpuk pada kelenjar getah bening. Dalam bahasa medis kondisi seperti itu disebut limfadenopati. –
- Apa itu sel limfosit? –
- Kalau diumpamakan, sel limfosit itu kurang lebih sama dengan pabrik sel-sel darah putih. Tugasnya seperti tentara, menjaga tubuh kita dari serangan kuman, parasit atau virus. –
- Mengapa tentara bisa mengalami pembengkakan?
- Pembengkakan itu merupakan reaksi tubuh ketika melawan serangan kuman penyakit. Misalnya kita mengalami bisul di kaki, maka bisa menimbulkan pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan. Fenomena ini oleh masyarakat disebut dengan istilah sekelan, atau dalam bahasa Ngaju disebut ’nguntit.’ Biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah dua atau tiga hari. Tapi kalau ’nguntit’ itu tidak sembuh-sembuh bahkan semakin membesar, berarti harus diwaspadai, karena merupakan keadaan tidak normal. Pembengkakan seperti itu bisa saja menjalar menjadi kanker kelenjar getah bening, atau sering juga disebut kanker limfoma. –
- Apa ada harapan untuk sembuh? –
- Pada tahap yang paling ringan dapat disembuhkan dengan obat anti infeksi, misalnya Bactrim Forte. Tapi kalau sudah pada tahap kanker limfoma akan lebih berbahaya, karena penyakit tersebut merupakan jenis kanker yang paling cepat berkembang menjadi berat. Bila tidak diobati, dalam waktu sekitar enam bulan penderita bisa meninggal dunia. Walau demikian, penyakit ini bisa disembuhkan apabila ditangani secara dini. Pengobatannya bisa melalui kemoterapi, terapi antibodi monoklonal, radiasi, terapi biologik, dan cangkok sumsum tulang. Terapi mana yang akan dilakukan, sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain jenis penyakit, sejauh mana penyebaran penyakitnya, lokasi yang terkena, kondisi fisik dan usia pasien.
- Penyakit Pang Beruk pada tahap yang mana? -
- Mudah-mudahan masih pada tahap yang masih relatif ringan. Tetapi yang agak repot ialah karena Pang Beruk mengalami sakit multi dimensi. -
- Apa yang dimaksud penyakit multi dimensi? -
- Maksudku, selain penyakit fisik yang dijelaskan tadi, Pang Beruk juga secara psikologis menderita penyakit spiritual. Ia sedang berada dibawah pengaruh ilmu ghaib ’pakihang.’ Hal ini mengakibatkan proses pengobatan apapun yang dijalaninya tidak akan dapat membuat ia sembuh. Ibarat orang sedang mengalami gagal ginjal, setiap obat yang dimasukkan ke dalam tubuhnya tidak dapat diproses untuk menyembuhkan, tetapi malah beralih fungsi menjadi racun di dalam aliran darahnya. Oleh karena itu fungsi ginjalnya harus dipulihkan terlebih dahulu. -
- Ilmu ’pakihang’ itu apa lagi? -
- Maaf, sebenarnya aku tidak enak mengatakan hal ini. Menurut ’penglihatan’ mata batinku Pang Beruk pernah mengambil, atau tegasnya mencuri barang milik orang lain yang bukan haknya. Celakanya, barang itu sebelumnya sudah dirajah atau ’diisi’ orang dengan ilmu ghaib yang oleh masyarakat setempat disebut ilmu ’pakihang.’ Ada juga yang menyebutnya ’kiwang’.
- Apa itu semacam guna-guna atau ilmu santet? –
- Bukan. Ilmu santet itu identik dengan ilmu hitam, digunakan untuk tujuan menyakiti orang lain. Mungkin karena alasan dendam, sakit hati atau karena memang tidak suka dengan pihak korban. Tidak peduli apakah pihak korban punya kesalahan atau tidak terhadap orang yang menyantet.
Sedangkan ilmu pakihang bertujuan untuk melindungi suatu barang dari tindakan vandalisme atau pencurian. Pakihang tidak akan pernah menyakiti orang lain sepanjang orang itu tidak mencuri barang yang sudah dirajah tadi. Tapi siapa saja yang berani coba-coba mengambilnya tanpa persetujuan dari pemilik barang, akan mengalami penyakit aneh seperti Pang Beruk sekarang. -
- Apakah cara kerjanya selalu seperti itu? Maksudku apakah setiap orang yang kena pakihang itu akan mengalami sakit bengkak pada kemaluannya? -
- Tidak selalu seperti itu, tergantung kepada jenis pakihang yang dirajah sebelumnya. Misalnya ada pakihang yang digunakan untuk melindungi rumah. Apabila pencuri masuk ke dalam rumah itu maka ia akan kehilangan ingatan. Ia akan berputar-putar di dalam rumah dan tidak tahu jalan untuk keluar, sampai si pemilik rumah datang untuk membebaskannya dari pengaruh ilmu tersebut. Kamu harus bersyukur karena pakihang yang dialami oleh suamimu itu masih tergolong ringan. -
- Memangnya ada yang lebih menyakitkan dari itu?
- Banyak. Di suatu daerah di pulau Kalimantan ada ilmu pakihang yang bisa membuat kemaluan orang jadi benar-benar hilang dari tempatnya dan tahu-tahu sudah pindah tempat, menempel di dinding. -
- Itu di daerah mana? -
- Tidak perlu aku sebutkan, supaya orang selalu berhati-hati meski berada di daerah mana saja.
[1] batatamba = berobat