03 April 2012

KUE BA CANG

Kue Ba Cang adalah salah satu makanan tradisional dari Cina yang cukup banyak dikenal di Indonesia. Kue ini mempunyai cita-rasa yang khas dan nikmat, terbuat dari bahan dasar beras ketan,  daging cincang ayam atau sapi yang sudah dicampur dengan bumbu, antara lain bawang, kecap, angciu, garam, gula dan merica, biasanya dimasak dan dibungkus dengan daun bambu.
Kue Ba Cang umumnya disajikan saat perayaan PEH CUN, yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 Imlek. Bayangkan saja seandainya isteri anda ngidam ingin makan kue Ba Cang sekitar bulan Maret atau April tahun Masehi, maka ia harus menunggu saat perayaan Peh Cun sekitar bulan Februari tahun berikutnya.
Tradisi Peh Cun yang secara harafiah berarti pacuan perahu naga, dalam budaya Cina diyakini sudah berlangsung sejak lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Tradisi ini diperingati untuk mengenang kematian penyair Cina, Qu Yuan (339 sM - 277 sM). Qu Yuan sebelumnya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Dinasti Cu. Ia terusir dari istana karena fitnah dan intrik politik. Kekuatirannya atas kondisi negara yang semakin bobrok membuat hatinya terpuruk, lalu ia memilih bunuh diri dengan cara melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5 Imlek. Penduduk setempat mencari jenazahnya selama berhari-hari dan karena tak kunjung ketemu maka penduduk melemparkan nasi dan makanan lainnya ke sungai agar ikan tidak mengganggu jenazah Qu Yuan. Hal inilah yang kemudian berkembang menjadi tradisi Peh Cun dan penyajian kue Ba Cang. Bahkan di beberapa tempat Peh Cun juga sering diramaikan dengan lomba perahu naga.
Dalam tradisi Tionghoa, Ba Cang biasanya disajikan bersamaan dengan Kwee Cang untuk persembahyangan menyambut Peh Cun.  Kwee Cang berukuran lebih kecil dan tidak diisi daging seperti Ba Cang. Kwee Cang digunakan untuk sembahyang leluhur sehari sebelum Peh Cun, sedangkan Ba Cang digunakan dalam upacara sembahyang orang ta, disajikan tepat pada saat Peh Cun. Sesuai pakem, Ba Cang wajib dibungkus dengan daun bambu dan diikat dengan tali dari irisan pelepah pisang.

Tidak ada komentar: